Rabu, 11 Maret 2009

efek pestisida

Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa apa-apa yang ada dibumi dan seisinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Adapun seisi bumi tersebut terdapat makhluk hidup dan benda mati. Makhluk hidup juga beragam adanya, ada tumbuhan, hewan, dan manusia. Manusia adalh makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk yang lain. Meski begitu manusia tidaklah selalu baik sama halnya dengan hewan yang ada disekitarnya, hewan ada yang menguntungkan dan yang merugikan bagi manusia.

Dalam hidupnya manusia berkeinginan untuk selalu meningkatkan produksi tanaman dan hewan sebagai upaya untuk melangsungkan kehidupannya. Oleh karena itu, manusia tidak menginginkan makanannya diganggu oleh makhluk lain. Serangga, jamur, alang-alang, dan tikus merupakan makhluk hidup yang tidak diinginkan oleh manusia. Dalam rangka peningkatan produksi itulah, dilakukan tindakan-tindakan pencegahan dan pemberantasan hama dengan menggunakan zat kimia anti hama atau pestisida.

1. Jenis pestisida

Hama yang menyerang tanaman atau hewan sangat banyak jenisnya karena itu orang membuat bermacam-macam pestisida. Umumnya satu pestisida sangat ampuh terhadap satu jenis hama. Berdasarkan jenis hama yang akan diberantas, pestisida dapat digolongkan menjadi 4, yaitu :

a. Insektisida

Insektisida merupakan pestisida pencegah dan pembunuh serangga. Misalnya propoksur, doklorovinil dimetil fosfat, dan diazinon. Insektisida tidak saja digunakan dipertanian atau peternakan tetapi juga digunakan dirumah-rumah untuk membasmi kecoa, lalat, nyamuk, laba-laba, semut, rayap dan sebagainya.

b. Fungisida

Fungisida merupakan pestisida untuk jamur. Fungisida selain sebagai racun untuk jamur juga berkhasiat sebagai racun tanaman dan racun serangga misalnya organomerkuri dan natrium dikromat.

c. Rodentisida

Rodentisida merupakan pestisida pencegah dan pembasmi tikus. Rodentisida banyak digunakan didaerah persawahan, perladangan,dan dirumah. Misalnya senyawa arsen (warangan) dan thalium sulfat.

d. Herdisida

Herdisida merupakan pestisida pencegah dan pembasmi tanaman (biasanya jenis alang-alang). Alang-alang dapat dikatakan sebagai hama tanaman mengingat alang-alang merebut makanan dari tanaman yang ada dalam tanah. Misalnya amonium sulfonat dan penta klorofenol.

Mengingat keampuhannya membasmi hama maka perkembangan penggunaan pestisida sangat cepat. Pestisida sebagai racun umumnya meracuni semua jenis makhluk hidup termasuk manusia. Masalahnya ada jenis hama tertentu yang dapat menjadi kebal, sedangkan hewan pemakan hama teracuni dan mati. Akibatnya pertambahan hama menjadi lebih pesat. Untuk menanggulangi masalah tersebut maka orang membuat jenis pestisida lainnya.

2. Pencemaran pestisida

Pencemaran pestisida dapat terjadi bila pestisida digunakan secara berlebihan. Tanah disekitar tanaman akan tercemar dan membunuh makhluk kecil dalam tanah, antara lain bakteri, jamur, protozoa, cacing, dan insekta yang berfungsi sebagai penyubur tanah. Akibatnya tanah menjadi keras dan tandus.
Pencemaran air oleh pestisida terjadi melalui aliran air dari tempat kegiatan manusia yang menggunakan pestisida dalam rangka memperbanyak produksi pertanian dan peternakan. Kadar pestisida dalam air yang tinggi dapat membunuh organisme air antara lain ikan dan udang. Pada kadar yang rendah pestisida dalam air meracuni organisme kecil. Organusme kecil yang telah teracuni oleh pestisida itu, kemudian dimakan oleh ikan dan udang. Akibatnya ikan dan udang mengalami dua kali keracunan yaitu melalui insangnya dan melalui makanannya. Selanjutnya ikan dan udang yang keracunan itu ditangkap dan dimakan oleh manusia. Dengan demikian, manusia juga akan keracunan pestisida.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar